Vonis Sang Putri Mahkota


Dahulu kala di sebuah negeri hidup seorang Putri Mahkota pewaris tunggal kerajaan. Sang putri lalu menikah dengan pangeran tampan dan dikaruniai seorang bayi laki-laki.

Sang putri juga memperoleh kepercayaan penuh dari rakyat untuk menggantikan pemerintahan sebelumnya. Ia berjanji pada rakyat untuk memberantas korupsi dan menyejahterakan kehidupan rakyat miskin.

Ajaib! Negeri tersebut berubah menjadi sangat makmur dan sejahtera. Jumlah rakyat miskin berkurang. Hasil bumi melimpah.

Suatu ketika sang pangeran jatuh sakit. Sang putri terpaksa harus merawatnya dengan kasih sayang penuh. Ia tidak mau sang pangeran dirawat orang lain.

“Perintahkan kepada kementerian untuk mengurus proyek pembangunan Wisma Olahraga! Bilang kalau saya saat ini harus fokus merawat pangeran yang sedang sakit.” Ucapnya ketika sedang memimpin rapat.

Menteri-mentri yang ditugaskan justru berkhianat. Mereka memanipulasi jumlah angka yang harus dikeluarkan pemerintah . Biaya proyek membengkak tanpa sepengetahuan sang putri. Namun, sang putri terlanjur menandatangani surat persetujuan atas proyek tersebut.

Sang putri menangis. Matanya sembab, sambil mengusap peluh di kening.

“Saya dijebak. Mereka orang kepercayaan saya. Tapi mereka pengkhianat!” Ucapnya kepada hakim.

Sang putri lantas pergi meninggalkan ruang persidangan. Ia divonis lima tahun penjara dan denda ratusan juta. Sang pangeran meninggal dunia karena serangan jantung setelah mendengar kabar tersebut.

Komentar