Si Kitten Sayang, Si Kitten Malang


Jumat (050215) pukul 9 pagi aku bawa si kitten ke Kinik Rimba (pet shop & klinik hewan) Jatikramat, Bekasi karena keadaanya semakin parah.

Sejak hari minggu sebenarnya si kitten sudah mengalami penurunan nafsu makan dan jalannya agak oleng ke kanan. Tapi aku pikir hanya sakit biasa dan tidak parah karena si tina (induknya) masih mau ngelonin dan nyusuin.

Pagi harinya aku cuma liat si tina (induknya) sama si kitten 2 (kembarannya). Beberapa jam kemudian aku lihat si kitten 1 (yang sakit) terkapar penuh lumpur di pinggir kali. Dia menggigil dan sama sekali tidak bisa bergerak. Hanya bisa merintih kesakitan.

Aku bawa dia ke dalam rumah untuk dibilas dengan air bersih dan dikeringkan dengan hair dryer lalu aku taruh di kadus. Kondisinya semakin parah karena dia sudah tak bisa bangun. Hanya “meong-meong” lemah. Aku suapin wischas junior sarden dia masih mau makan. Lalu aku biarin dia tidur.

Keesokan harinya kubawa si kitten ke klinik dengan perasaan panik.

Saat dibawa ke klinik sang dokter hewan belum datang, Drh. Ilman praktek mulai pukul 11 siang. Si penjaga klinik bilang taruh di sini saja kucingnya. Akhirnya aku taruh si kitten dengan perasaan lega. Lega karena tempat ini lebih aman jika terjadi apa-apa dengan si kitten. Aku pulang ke rumah lalu kembali ke klinik ketika dokternya sms sudah berada di sana.

“Gimana dok anak kucingnya?”

“Suhu badannya 35 derajat. Ini berarti di bawah normal (38 derajat). Tadi sudah saya suntik. Sepertinya sakitnya sudah parah dan menjalar ke bagian syaraf. Matanya bisa dioperasi kalau badannya sudah sehat. Tapi, nanti dia cuma punya satu mata seperti kucing itu (menunjuk salah satu kucing berwarna putih).”

Aku menceritakan kronologi kejadian sakitnya si kitten.

“Awalnya si kitten jalan sempoyongan dan ga mau makan, dia cuma mau nyusu sama induknya. Matanya gak kenapa-kenapa. Tapi lama-lama matanya begini dan gak bisa bangun. Padahal kembarannya aja sehat. Lalu saya harus gimana dok? sebenarnya saya dilarang bawa kucing ini ke rumah lagi. Ini diam-diam saya bawa ke klinik karena tidak tega.”

Lalu dokternya bawa si kitten ke tempat pemeriksaan buat diinfus karena dia kekurangan nutrisi banyak. Beberapa menit dokter berusaha menaruh alat infus tapi gagal karena si kitten gak bisa diam. Meronta-ronta. Akhirnya dia dikasih obat cacing berbentuk tablet berwarna putih. Waktu dokternya masukin obatnya si kitten malah melepeh itu obat. Dokternya berusaha masukin lagi obatnya sampai jarinya tergigit dan akhirnya berdarah.

Aku kagum saat dokter mengobati si kitten. Dokternya sangat peduli. Si kitten diajak ngomong dan dielus-elus. Sampai dia rela digigit si kitten.

“Pasien saya hari ini banyak yang sangar. Nih liat saya dicakar dan digigit (terlihat bekas cakar di bagian lengan).” Ungkapnya sambil tertawa datar.

Setelah itu si kitten disuapin makanan sama dokternya. Dia lahap banget malah mau nambah terus.

"Kamu laper ya? Udah berapa hari gak makan?" Ungkap Dokter sambil menggoda si kitten.

Kitten masih dalam perawatan dan aku berharap (kitten) segera sembuh dan bisa bermain-main lagi dengan kembarannya.

Ini Si Kitten beberapa hari sebelum sakit.

Komentar