Tenggelam dalam Kefanaan


Dunia semakin hari menuntut manusia untuk terlihat sempurna.
Manusia semakin hari dituntut untuk kehidupan yang serba wah.
Media sosial adalah topeng kebahagiaan yang kerap ditampilkan. Kefanaan yang semakin diabaikan menggerus kepekaan.
Kelelahan fisik hingga menyebabkan tubuh tak mampu lagi menahan beban mental. Hingga maraknya fenomena kerasukan Yang selalu dikaitkan dengan hal – hal mistis, nyatanya itu semua adalah gangguan psikologis.
Kesadaran diri akan pentingnya menjaga fisik dan psikis semakin berkurang. Sebab,semuanya disediakan serba instan dan praktis.

Bagaimana mungkin kita mengabaikan penyakit mental yangKerap menjadi sumber permasalahan. Semakin diabaikan kelelahan mental akan membuat kita terlihat tidak natural.
Sama halnya seperti kelelahan fisik hingga terjadi sakit. Namun, kelelahan mental hingga penyakit mental masih saja dikesampingkan. Trauma masa lalu yang dianggap tabu hingga membuat malu.Membuat manusia menutup rapat memori kelam itu.

Berusaha terlihat baik – baik saja adalah awal dari kepalsuan diri. Manusia yang terbatas melihat yang hanya bisa terlihat. Bahkan lupa kalau yang bisa dilihat justru kefanaan.
Dan yang tidak terlihat adalah kekekalan. Fisik yang terlihat dan jiwa tidak bisa dilihat. Baju bagus yang dipakai tidak menjamin jiwa yang bagus pula.

Tubuh manusia adalah bungkus dari jiwa yang tak terlihat. Dan kita lebih sering fokus pada yang terlihat.
Selamat datang di dunia fana. Selamat bersenang – senang sampai kematian datang.

Komentar