Merefleksi Keinginan

Keikhlasan dan Kebijaksanaan akan mengantarkan kita pada kesadaran diri bahwa yang sesungguhnya manusia ingini hanyalah ketenangan dan kedamaian hidup.
Ketenangan dan kedamaian hidup terkadang dikamuflase oleh keberlimpahan dan kemewahan. Yang justru merusak kedamaian dan ketenangan itu sendiri.
Sudah terlalu jauh manusia salah arah, salah tujuan hidup dengan terus mengejar keinginan – keinginan yang lama - lama telah mengkontaminasi kejernihan hati dan pikirannya.
Ikhlas adalah menerima yang ada dan yang tidak ada. Yang sudah kita miliki dan yang belum kita miliki.
Bijaksana yaitu respon yang tepat dan seimbang terhadap sikap seseorang atau sesuatu yang terjadi dan yang tidak terjadi.
Obsesi terkadang mampu mendobrak benteng kebijaksanaan yang pernah dimiliki.
Impian kita terkadang mampu mengikis keikhlasan sehingga tak mampu bertahan pada realita dunia. Ekspektasi tinggi adalah awal dari sebuah sakit hati.
Bagaikan menggoes sepeda, kadang hidup di bawah dan di atas. Atau seperti bumi yang senantiasa berotasi yang mengakibatkan malam berganti siang, gelap berganti terang.
Seperti cara kerja alam semesta ini yang terus berotasi dan berevolusi tanpa henti seperti itu pula manusia untuk bisa bertahan meski harus berada di titik terendah yang membuat lelah hingga mencapai titik tertinggi yang membuatnya terkadang lupa diri.

Komentar