Antara Kemarin dan Hari Ini

Antara kemarin dan hari. Keadaan umat Muslim yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Perkembangan zaman yang membuat segala informasi dengan mudah dapat di akses melalui media-media elektronik maupun cetak. Berbagai kemudahan-kemudahan berupa teknologi yang semakin modern ini semakin menjanjikan kenikmatan duniawi. Sehingga banyak sekali manusia yang imannya goyah saat tawaran kenikmatan berada di depan matanya. Bahkan iman dan agama pun menjadi taruhannya. Nauzhubillah.

Dakwah menjadi suatu alasan logis untuk membenahi masyarakat yang sudah semakin disilaukan dengan kenikmatan dunia yang sifatnya sementara ini. Namun, hal ini menjadi sebuah tugas dan kewajiban yang sangat berat bagi para pengemban dakwah saat ini. memang tidak ada perkerjaan yang mudah jika hal itu mendatangakan kebaikan dan pahala. Sebaliknya, untuk berbuat dosa rasanya sangat mudah bahkan begitu nikmat, astaghfirullah al’adzhim. Bayangkan, bagaimana keadaan umat muslim nantinya jika para remajanya sudah enggan untuk menghafal atau bahkan membaca Al-Quran. Mereka enggan untuk pergi ke masjid, mereka enggan untuk mempelajari dan mendalami agamanya. Tentu, hal tersebut bukan seutuhnya salah mereka. Pada dasarnya mereka hanyalah korban dari pihak-pihak yang sengaja ingin merusak akhlak umat muslim khusunya untuk para generasi muda.

Jika kita flash back ke zaman dahulu saat para Nabi berdakwah melawan kemaksiatan dan kezhaliman. Akan ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari kisah-kisah beliau. Kegigihan, ketakwaan, kecerdasan, dan kecintaan beliau kepada umat-umatNya. Kalau pada zaman dulu saat Rasulullah berdakwah para umatnya masih belum mengerti tentang Islam. Mereka masih menyembah berhala, patung-patung yang dibuat oleh tangan manusia, matahari, dan bulan. Dan rasul datang untuk menyelamatkan mereka dari zaman kegelapan dan kebodohan. Sebagaimana Allah berfirman :
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آَيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”. (QS : Al Baqoroh [2] :151).

Namun, saat ini lain lagi masalahnya. Pada dasarnya meng-Islamkan umat islam tidak mudah karena sesungguhnya mereka memeluk agama Allah ini karena keturunan semata. Tidak sedikt dari teman saya yang ketika ditanya “mengapa memilih agama Islam ?”, jawaban mereka, “yang pasti karena orangtua saya seorang muslim, nenek dan kakek saya juga.”, tanpa mau mencari tahu kenapa mereka memilih agama Islam diantara banyak agama lain yang juga menawarkan kenikmatan surga. Sehinngga banyak diantara mereka yang sudah memiliki KTP Islam tetapi enggan melaksanakan perintah agama. Sungguh memprihatikan.
“ya Allah, aku mohon teguhkanlah hati kami dalam menjalani perintah-perintahMu, wahai Zat yang Maha Kuat, kami mohon kuatkanlah iman dan keyakinan kami. Wahai Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang, curahkanlah kasih dan cintaMu kepada kami. Aamiin ya Rabbal’aalamiin."
sungguh kami pun masih jauh dari kriteria orang-orang yang sholeh.

Komentar